Achmad Irfandi Pahlawan Generasi Z Mengatasi Kecanduan Gadget


Dhesaku


Berkembang zaman dan semakin berkembangnya teknologi membuat semua menjadi serba mudah dan  praktis, hanya menggunakan satu benda bisa mengakses semua hal dan bisa melakukan hampir semua aktivitas. Setiap hari tidak pernah lepas dari Gadget laki-laki, wanita, dewasa, anak kecil hampir setengah dari harinya mengakses gadget. Benda pipih yang super canggih dan pintar membuat semua orang tergantung olehya. 

Gadget adalah media yang di pakai sebagai alat komunikasi modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju dengan munculnya gadget. Diantaranya smartphone seperti iphone, android, ipad serta laptop.  Gadget memiliki dampak dan pengaruh besar terhadap anak - anak, penggunaan gadget yang berlebih akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman cyberbullying. Ada juga dampak positif nya membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Penting bagi orang tua untuk mewaspadai efek tersebut agar dapat membantu anaknya menggunakan gadget dengan cara yang bermanfaat bagi perkembangannya.

Achmad Irfandi Pemuda asal Wonoayu Sidoarjo mendirikan yayasan dengan tujuan untuk  melestarikan ragam permainan tradisional anak supaya tidak punah yang dibangun pada tahun 2018 didepan rumahnya yang diberi nama Yayasan kampung Lali Gadget (KLG). Berdasarkan kekhawatirannya terhadap bahaya kecanduan gadget yang dialami anak-anak. Meski di kampungnya tidak ada kasus serupa, Irfandi menggerakkan kegiatan ini untuk mengantisipasi kecanduan gawai bisa terhindar di lingkungan tempat tinggalnya. Fokus kegiatan ini mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai. 

Jawapos.com

Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa. Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping. Kampung Lali Gadget dipenuhi beragam alat permainan tradisional yang lekat sekali dengan anak-anak. 

Awal perjuangannya mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget  terbilang sulit, irfan harus bersurat ke sekolah-sekolah terdekat agar mau mengirimkan perwakilan muridnya untuk datang ke yayasan dengan bangunan semi terbuka yang dikelilingi sawah dan kebun serta identik dengan perkampungan yang cukup jauh dengan jalan raya utama. Tidak berhenti di situ, Irfan juga harus memutar otaknya untuk mencari biaya dalam mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget yang bertujuan untuk mewadahi dan memfasilitasi aktivitas pendidikan bermain secara gratis bagi anak-anak.

Anak-anak yang datang akan diajak bermain secara tematik dengan permainan berbahan alam. Selain itu anak-anak bisa mencoba permainan tradisional yang disediakan di pendopo yayasan itu seperti egrang, klompen tali, klompen panjang, gasing, yoyo, dan lainnya.

Sudah 4 tahun berjalan perkembangan Yayasan Kampung Lali Gadget  bahkan di luar ekspektasinya. Semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk menghabiskan waktu akhir pekan di tempatnya, termasuk beberapa sekolah yang ingin bekerjasama untuk pembelajaran siswa. Irfan juga menggandeng Komunitas Cangkrukan Surabaya untuk memberikan pemahaman tentang cara tepat mendidik anak. 

Kampung Lali Gadget mulai banyak dikenal masyarakat. Bahkan masyarakat dari luar kabupaten seperti Gresik, Surabaya dan Malang pun aktif di kegiatan mereka. Sejumlah komunitas dan relawan juga turut bergabung untuk menyukseskan acara ini. Namun Nicho merasa belum puas dengan apa yang diraihnya, dia bercita-cita menjadikan Kampung Lali Gadget sebagai wahana edukasi dan wisata yang benar-benar bisa membuat anak melupakan gadget dan mengalihkannya dengan kegiatan kreatif.

Suarasurabaya.net


Dampak dibangunnya Kampung Lali Gadget ini, di antaranya :

  1. Merubah pola pikir dan kebiasaan anak-anak peserta program KLG.
  2. Merubah pola pikir orang tua dalam mengasuh anak.
  3. Munculnya kegiatan kreatif dan edukatif yang selalu dinantikan masyarakat.
  4. Tumbuhnya kecintaan terhadap budaya lokal, berupa permainan, dan lagu-lagu daerah pada anak-anak.
  5. Kesadaran akan kecanduan gadget di masyarakat semakin meningkat, jadi para orang tua harus aware akan hal ini.

Tidak hanya berdampak pada anak-anak saja tapi Kampung Lali Gadget juga berdampak besar kepada UMKM yang ada disekitar wilayah. Dalam setiap event yang digelar di Kampung Lali Gadget, ada sekitar 10 UMKM yang bisa memanfaatkannya untuk meraup keuntungan. UMKM yang konsisten dan bertahan setiap hari ada tiga UMKM, belum lagi penjual jajanan keliling yang sering mampir ketika ada anak-anak bermain.

Banyak sekali tantangan yang dirasakan oleh irfandi salah satunya tantangan di era digital seperti sekarang Ia mengatakan bahwa, perkembangan teknologi yang sangat besar sehingga menjadikan hal-hal berbau kesederhanaan, kehidupan desa, kearifan lokal, semakin ditinggalkan.

Walaupun dihadapi dengan banyak sekali rintangan tidak menyurutkan semangat irfandi untuk terus berjuan mengembangkan Kampung Lali Gadget. Semangat Achmad Irfandi dalam menyelamatkan anak-anak dari kecanduan gadget ini patut untuk didukung oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian, tujuan-tujuan dari berdirinya Kampung Lali Gadget ini dapat tercapai dengan baik. Seperti mulai berkurangnya tingkat kecanduan gadget pada anak, hingga mulai dikenalnya budaya lokal oleh anak-anak. Ciptakan kembali senyum anak Indonesia melalui budaya dan permainan tradisional, karena kita satu Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat Lebih Nyaman dan Mudah Bersama Aido Health

Cukup Satu Website Sudah Bisa Mendapatkan Berbagai Macam Tutorial dan Tips&Trik